Diimingi Barter Proyek, Oknum Pegawai PLN di Pembangkit IP Pangsus Diduga ‘Peras’ Vendor
Jurnalistrik-LANGKAT : Niat awal Direksi PLN untuk melakukan pemerataan dan memaksimalkan semua potensi kelistrikan lewat kebijakan Aset Management Contrac (AMC) lewat program holding sub holding (HSH), nyatanya menjadi peluang bagi segelintir oknum untuk mendapatkan keuntungan pribadi.
Setidaknya isu itu pula yang berhembus kencang di Pembangkit Pangkalansusu (Pangsus) Kabupaten Langkat, Sumut yang kini di bawah pengelolaan salah satu anak perusahaan PLN terbesar yang kini berstatus sub holding, PT Indonesia Power (IP).
Tersiar kabar, tanpa menghiraukan rambu SMAL dan 4No’s, oknum Manajer berinial E di perusahaan tersebut yang notabene pegawai PLN berstatus tugas karya, diduga melakukan pemerasan secara masif terhadap vendor alias kontraktor.
Konon, praktik pemerasan yang dilakukannya itu menggunakan cara-cara lama, yakni meminta sejumlah uang berulang kali ke vendor dengan iming-iming barter proyek.
Bukan angka sedikit, karena masing-masing vendor dipaksa menyetorkan uang antara 10 hingga 30 juta secara berulang-ulang dan digilir secara bergantian.
“Parahnya, permintaan uang itu gak kenal waktu. Suka-suka dia aja kapan mintanya dan wajib segera ditransfer ke rekening pribadinya,” ungkap salah seorang vendor yang ninta identitasnya dirahasiakan, Senin (12/2/2024).
Dijelaskan sumber juga, modus operandi yang dilakukan si pejabat PLN itu juga beraneka ragam.
“Tapi yang paling sering adalah kebutuhan untuk biaya operasional General Manager. Kemudian vendor diiming-imingi barter proyek,” sebutnya.
Sementara itu, E saat dikonfirmasi membantah semua tuduhan dengan mengatakan tidak ada hubungan dengan proyek-proyek apa yang dilakukannya.
“Ini murni pinjaman ke mereka. Saya tidak pernah iming2 pekerjaan. Saya meminjam jika mereka bisa dan tidak memaksa.
Mohon maaf berita pemerasan dan iming2 proyek tidak ada sama sekali. Terima kasih updatenya bang,” bantahnya.
Selain itu, meski mengakui adanya uang yang ditariknya dari vendor, namun ia juga membantah semua uang yang diperolehnya dari vendor untuk GM.
“Dan tidak ada sama sekali kebutuhan biaya operasional General Manager, karena biaya operasional sudah difasilitas perusahaan. Siap bang, saya janji dengan mereka jika sudah ada uangnya saya kembalikan. Saya tidak pernah meminta2 dengan alasan diberikan iming2 proyek, karena bertentangan dengan fakta integritas di perusahaan dan saya memegang Amanah dari Direksi PLN dan IP,” dalihnya mengakhiri jawaban dari konfirmasi. (Ty)